Minggu, 20 Januari 2013

Jakarta Pagi Hari

Jakarta sedang diguyur banjir. Sabtu malam (19/1) saya dan teman-teman dari Komunitas Doyan Jalan baru saja keluar dari kepungan banjir di area Kota Tua pada tengah malam. Dengan baju yang basah dari perut hingga kaki setelah menyalurkan logistik, kami pun memutuskan untuk segera mencari pom bensin terdekat untuk mandi atau sekedar membersihkan badan dari air banjir yang kalau dibiarkan saja bisa menyebabkan gatal-gatal. Usai membersihkan badan, karena saya tidak membawa pakaian ganti, otomatis saya harus menahan dingin sambil berbasah-basahan. Saya duduk agak ke tengah area pom bensin agar mendapatkan angin yang cukup banyak dan berharap baju lebih cepat kering. Tak lama teman-teman pun sudah selesai bebersih dan kami melanjutkan perjalanan untuk mencari makanan. Secara, perut sudah lapar dan tentu saja kami membutuhkan istirahat.
Karena sudah tak mungkin kembail ke rumah atau kos, usai menyantap makanan, beberapa teman pun meminta untuk mencari outlet yang bisa untuk duduk-duduk sampai pagi. Setelah berkeliling, kami pun menjatuhkan pilihan ke KFC Cideng yang kebetulan di plangnya tertera "24 jam". Kami pun kegirangan dan satu-persatu langsung naik ke lantai atas mengatur sofa untuk duduk dan tentu saja untuk....tidur. Dari gerombolan kami yang jumlahnya 12 orang, hanya dua orang yang membeli makanan di KFC tersebut. Bahkan dengan pedenya saya membaca cup bermerek "7 Eleven". Dalam benak saya, "Bodo amat ah, kalopun diusir ya tinggal pergi aja." Tetapi meskipun sudah membuat kebisingan sekalipun para karyawan yang mondar-mandir sepertinya kasihan melihat teman-teman yang telah tertidur pulas. Jadilah kami dibiarkan sampai pagi. Awalnya saya kaget dan mengira mati listrik. Tetapi sepertinya lampu memang sengaja dimatikan agar kami cepat pergi, hanya saja mental kami memang terlalu sulit disindir rupanya, jadi ya kami terus saja mengobrol di kegelapan hingga subuh.
Usai menghadap Big Boss, tepat pukul 05.15 saya berniat melanjutkan obrolan dengan teman-teman. Tetapi begitu melihat langit pagi hari yang berwarna biru gelap dan udara yang sejuk, saya merasa tak ingin melewatkan kesempatan ini. Akhirnya saya pun mengambil cup kopi dari meja dan memisahkan diri menuju balkon KFC. Berdiri di balkon tersebut, saya merasa sedang berdiri di balkon sebuah cottage yang menghadap ke laut dan bersiap menyambut sun rise. Saya pun langsung menata kursi dan duduk bersandar di atasnya sambil menghirup udara pagi Jakarta yang masih sejuk.Jujur saja, saya merasa pagi itu Jakarta benar-benar beda. Bebas dari kebisingan dan udara kotor. Lama-lama langit semakin terang dan suara kendaraan bermotor mulai bersaut-sautan. Ahh.....imajinasi saya tentang cottage di pinggir pantai langsung kandas. Dalam hati saya berujar, "Kasihan sekali orang-orang Jakarta. Kalau ingin menikmati udara segar dan suasana tenang harus bangun pagi-pagi dan itu pun hanya bisa dinikmati selama beberapa menit saja."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar