Tulisan ini baru saja saya pindahkan dari blog lama. Selamat membaca :)
Bulan Maret lalu, saya berkesempatan meliput perhelatan jazz terbesar
yang hadir setiap satu tahun sekali, yaitu Java Jazz Festival. Kalau
boleh berkomentar, terus terang menurut saya koordinasi dan persiapan
penyelenggara sendiri sudah sangat baik, karena tidak ada pihak yang
dirugikan, termasuk media ataupun penonton.
Pagi tanggal 2 Maret 2012, saya dan partner saya, Dimas (@dimasdimce)
yang kebetulan sedang magang di majalah mendapat surprise di Hotel
Borobudur, lokasi interview para bintang. Karena awalnya kami hanya
dijadwalkan untuk interview dengan Mayer Hawthorne. Tapi, akhirnya kami
mendapat kesempatan langka untuk bisa chit-chat dengan Al Jarreau dan
Laura Fygi yang sudah menjadi legenda di panggung jazz dunia. Jujur
saja, saya sampai berkali-kali bilang ke Dimas kalau jantung saya
berdebar-debar menjelang dan setelah bertemu dengan Al Jarreau. Laura
Fygi sendiri sangat ramah dan kami berdua menyerahkan majalah yagn
sempat ia buka-buka selama beberapa menit sebelum panitia memberitahu
waktu kami habis. Untuk Mayer Hawthorne, ia mengaku kalau beberapa saat
sebelum interview ia baru saja sampai di Jakarta. Pantas saja, wajahnya
terlihat kelelahan dan ia belum sempat berganti pakaian. Puas
mengobrol-ngobrol dengan para bintang yang akan tampil malamnya, kami
pun cabut dari hotel.
Dari semua artis yang tampil di Java Jazz tahun 2012 ini, ada
beberapa musisi yang mencuri perhatian saya. Dari musisi dalam negeri
sendiri, Rieka Roslan yang memang berlangganan tampil setiap tahunnya
makin fresh dan Anda tau? Saya tak pernah bosan menonton aksi
panggungnya. Selain itu ada si pendatang baru Raisa yang kehadirannya
benar-benar ditunggu ratusan penggemarnya. Saya harus naik ke atas
riging besi di samping panggung untuk bisa mendapatkan gambar, karena
begitu padat dan hebohnya para penggemar si cantik yang tenar lewat
youtube ini. Karena gambar saya tidak terlalu bagus hasilnya, akhirnya
saya tampilkan hasil jepretan si Dimas yang berhasil menjangkau bagian
tengah panggung. Ada lagi kolaborasi tiga penyanyi pria yang menarik,
yaitu Glenn Fredly, Sandy Sandhoro, dan Tompi yang menamakan diri mereka
Trio Lestari. Kemunculan Glenn yang sempat vakum di panggung musik ini
cukup menghapus kerinduan para fansnya. Tak hanya bernyanyi, mereka
bertiga juga meluncurkan boks amal yang akan mereka salurkan ke yayasan
yang membutuhkan.
Untuk artis luar negeri sendiri, saya sangat menikmati penampilan
Depapepe yang kocak, dan Dave Koz yang atraktif. Penampilan Dave kali
ini makin heboh karena adanya kolaborasi dengan 57kustik asuhan Rumah
Singgah Harry Roesli. Pemain saxophone yang pandai berbahasa Indonesia
ini pun sangat menghibur penonton dengan banyolan-banyolannya di
sela-sela pertunjukkan. Untuk Mayer Hawthorne sendiri saya hanya dapat
menikmat tiga lagu saja karena harus pindah ke pertunjukkan selanjutnya,
tapi saya benar-benar menikmati musiknya.
Musisi yang sempat bikin heboh lagi adalah Stevie Wonder. Antrean
para penggemar Stevie benar-benar mengular, hampir sepanjang 1 km.
Amazing, right? Dan untuk para wartawan foto, kita diwajibkan untuk
menandatangani agreement dari pihak manajemen. Tadinya kami hampir tidak
bisa mengabadikan aksi Stevie ini, tetapi dibantu Pieter Gontha yang
meyakinkan pihak manajemen, akhirnya kami dapat akses untuk masuk ke
media pit foto. Thank you Mr. Pieter!
Ada juga Barry White Orchestra yang juga sempat membuat beberapa awak
media salah sangka karena perawakan sang penyanyi sangat mirip dengan
musisi asal Amerika itu. Saya yang yakin bahwa Barry White sudah tiada
pun mencoba kroscek ke beberapa situs. Hampir semua media online
memberitakan bahwa yang tampil adalah musisi legendaris tersebut. Bahkan
sebuah media nasional berbahasa Inggris sampai membuat pemberitaan
bahwa artikel sebelumnya adalah salah, yang tampil bukan Barry White
sesungguhnya.
Overall, Java Jazz Festival tahun ini meskipun tidak dihujani oleh
musisi-musisi baru seperti yang diharapkan sebelumnya, setidaknya para
panitia sudah bekerja keras dan buktinya, tidak ada pihak yang
dirugikan. Good Job Java Festival Production!
PS: Thanks to Dimas for the beautiful pictures
Tidak ada komentar:
Posting Komentar