Rabu, 24 Oktober 2012

Selamat Hari Raya Jazz!

Tulisan ini baru saja saya pindahkan dari blog lama. Selamat membaca :)

Bulan Maret lalu, saya berkesempatan meliput perhelatan jazz terbesar yang hadir setiap satu tahun sekali, yaitu Java Jazz Festival. Kalau boleh berkomentar, terus terang menurut saya koordinasi dan persiapan penyelenggara sendiri sudah sangat baik, karena tidak ada pihak yang dirugikan, termasuk media ataupun penonton.
Pagi tanggal 2 Maret 2012, saya dan partner saya, Dimas (@dimasdimce) yang kebetulan sedang magang di majalah mendapat surprise di Hotel Borobudur, lokasi interview para bintang. Karena awalnya kami hanya dijadwalkan untuk interview dengan Mayer Hawthorne. Tapi, akhirnya kami mendapat kesempatan langka untuk bisa chit-chat dengan Al Jarreau dan Laura Fygi yang sudah menjadi legenda di panggung jazz dunia. Jujur saja, saya sampai berkali-kali bilang ke Dimas kalau jantung saya berdebar-debar menjelang dan setelah bertemu dengan Al Jarreau. Laura Fygi sendiri sangat ramah dan kami berdua menyerahkan majalah yagn sempat ia buka-buka selama beberapa menit sebelum panitia memberitahu waktu kami habis. Untuk Mayer Hawthorne, ia mengaku kalau beberapa saat sebelum interview ia baru saja sampai di Jakarta. Pantas saja, wajahnya terlihat kelelahan dan ia belum sempat berganti pakaian. Puas mengobrol-ngobrol dengan para bintang yang akan tampil malamnya, kami pun cabut dari hotel.
Me, Laura Fygi, and Dimas
Me, Laura Fygi, and Dimas
Peo (Cita Cinta, Me, Mayer Hawthorne, Ocha and Sita (Gadis), and Dimas
Peo (Cita Cinta, Me, Mayer Hawthorne, Ocha and Sita (Gadis), and Dimas
Me, Al Jarreau, and Dimas
Me, Al Jarreau, and Dimas

Dari semua artis yang tampil di Java Jazz tahun 2012 ini, ada beberapa musisi yang mencuri perhatian saya. Dari musisi dalam negeri sendiri, Rieka Roslan yang memang berlangganan tampil setiap tahunnya makin fresh dan Anda tau? Saya tak pernah bosan menonton aksi panggungnya. Selain itu ada si pendatang baru Raisa yang kehadirannya benar-benar ditunggu ratusan penggemarnya. Saya harus naik ke atas riging besi di samping panggung untuk bisa mendapatkan gambar, karena begitu padat dan hebohnya para penggemar si cantik yang tenar lewat youtube ini. Karena gambar saya tidak terlalu bagus hasilnya, akhirnya saya tampilkan hasil jepretan si Dimas yang berhasil menjangkau bagian tengah panggung. Ada lagi kolaborasi tiga penyanyi pria yang menarik, yaitu Glenn Fredly, Sandy Sandhoro, dan Tompi yang menamakan diri mereka Trio Lestari. Kemunculan Glenn yang sempat vakum di panggung musik ini cukup menghapus kerinduan para fansnya. Tak hanya bernyanyi, mereka bertiga juga meluncurkan boks amal yang akan mereka salurkan ke yayasan yang membutuhkan.
Trio Lestari (Sandy Sandhoro, Glenn Fredly, Tompi)
Trio Lestari (Sandy Sandhoro, Glenn Fredly, Tompi)
Raisa Andriani
Raisa Andriani
Rieka Roslan and Friends
Rieka Roslan and Friends

Untuk artis luar negeri sendiri, saya sangat menikmati penampilan Depapepe yang kocak, dan Dave Koz yang atraktif. Penampilan Dave kali ini makin heboh karena adanya kolaborasi dengan 57kustik asuhan Rumah Singgah Harry Roesli. Pemain saxophone yang pandai berbahasa Indonesia ini pun sangat menghibur penonton dengan banyolan-banyolannya di sela-sela pertunjukkan. Untuk Mayer Hawthorne sendiri saya hanya dapat menikmat tiga lagu saja karena harus pindah ke pertunjukkan selanjutnya, tapi saya benar-benar menikmati musiknya.
Dave Koz
Dave Koz

Musisi yang sempat bikin heboh lagi adalah Stevie Wonder. Antrean para penggemar Stevie benar-benar mengular, hampir sepanjang 1 km. Amazing, right? Dan untuk para wartawan foto, kita diwajibkan untuk menandatangani agreement dari pihak manajemen. Tadinya kami hampir tidak bisa mengabadikan aksi Stevie ini, tetapi dibantu Pieter Gontha yang meyakinkan pihak manajemen, akhirnya kami dapat akses untuk masuk ke media pit foto. Thank you Mr. Pieter!
Antrean Stevie Wonder
Antrean Stevie Wonder
This is the agreement
The agreement

Ada juga Barry White Orchestra yang juga sempat membuat beberapa awak media salah sangka karena perawakan sang penyanyi sangat mirip dengan musisi asal Amerika itu. Saya yang yakin bahwa Barry White sudah tiada pun mencoba kroscek ke beberapa situs. Hampir semua media online memberitakan bahwa yang tampil adalah musisi legendaris tersebut. Bahkan sebuah media nasional berbahasa Inggris sampai membuat pemberitaan bahwa artikel sebelumnya adalah salah, yang tampil bukan Barry White sesungguhnya.
Barry White Orchestra
Barry White Orchestra

Overall, Java Jazz Festival tahun ini meskipun tidak dihujani oleh musisi-musisi baru seperti yang diharapkan sebelumnya, setidaknya para panitia sudah bekerja keras dan buktinya, tidak ada pihak yang dirugikan. Good Job Java Festival Production!
PS: Thanks to Dimas for the beautiful pictures :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar