Pada tanggal 5-6 Oktober 2013 lalu, saya berkesempatan menjadi fasilitator
di event Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) @FestivalGIM. Pada awalnya,
saya hanya diajak oleh seorang teman untuk membantu dalam kepanitiaan.
Sebenarnya karena hanya dijelaskan secara singkat, saya tak terlalu paham itu
acara yang seperti apa. Saya hanya membaca dari selembar flyer yang
diberikan.Setelah disuruh memilih, saya memutuskan untuk masuk ke dalam Teater
Dongeng. Sebenarnya yang saya cari adalah kelas melukis, tetapi tidak ada.
So,
I think Teater Dongeng is gonna be fun. Video mendongeng dari para relawan ini
nantinya akan dikirim ke sekolah-sekolah di pelosok seluruh Indonesia. Jadi,
adik-adik kita di daerah terpencil juga bisa belajar dari pesan moral lewat
dongeng.
|
Foto dulu sebelum rame. |
|
Berfoto sebelum acara dimulai. |
Beberapa hari berikutnya karena harus tugas ke luar kota, saya pun tidak
bisa datang ke pembahasan selanjutnya. Maka dari itulah sewaktu tanggal 5 saya
datang ke lokasi masih agak bingung apa yang harus dilakukan. Nah akhirnya
setelah dijelaskan dan sambil berjalan, saya pun mulai memahami
job desc di
kelas Teater Dongeng ini. Untuk menarik minat para relawan, saya dan teman-teman
di Teater Dongeng pun selama dua hari berturut-turut mengenakan kostum sambil
menyambut para pengunjung yang datang.
|
Kostum hari pertama. |
|
Kostum hari kedua. |
Bertemu dan mengenal teman-teman baru sangatlah menyenangkan. Bisa
memfasilitasi para relawan yang berpartisipasi di FGIM juga lebih menyenangkan
lagi. Di kelas, saya mengajarkan rule untuk mendongeng dan bagaimana untuk
menghasilkan hasil rekaman yang bagus. Jujur, saya tidak punya basic
broadcasting sama sekali, tetapi setidaknya pada saat SMA saya sempat mengikuti
salah satu klub teater, sehingga saya cukup tau hal-hal apa yang harus
diajarkan.
|
Setting kelas. |
|
Rule mendongeng. |
|
Set lighting dulu. |
|
Perlengkapan mengajar. |
|
Testimoni para murid. |
Teman-teman di Indonesia Mengajar menyebut saya dan teman-teman
fasilitator sebagai ‘Dewan Guru’ dan para relawan yang masuk ke kelas kami
adalah para ‘Murid’. Murid saya yang paling special adalah Chikita Fawzi yang
datang pada hari kedua. Tiba-tiba saja depan kelas saya menjadi ramai dan ingin
berfoto bersama anak dari Ikang Fawzi tersebut. Hal yang menyenangkan dari Kiki
adalah dia sangat menyenangkan dan aktif. Senang mempunyai murid seperti dia.
Satu hal yang tidak kalah lucunya, ketika murid puas dengan kita sebagai guru,
maka mereka akan menyenangi kita. Bahkan, sempat ada salah satu murid yang
mengajak saya foto bersama ^^.
|
Chikita Fawzi. |
|
Diajak foto sama salah satu murid. Teacher and cameraman on frame! ^^ |
Usai acara, saya pun marathon mencoba menjadi murid di kelas lain. Tiga
kelas yang sempat saya coba adalah Video Profesi, Melodi Ceria, dan Kartupedia.
Yah…nasib jadi panitia gini deh. Tidak bisa mencoba semua kelas. Tapi, selama
dua hari berkutat di Ancol, badan saya memang merasa sangat lelah, tetapi hati
rasanya senang bukan main. Dua hari dari kita sangat berarti untuk anak-anak di
pelosok Indonesia. Hidup pendidikan anak Indonesia!
|
Berfoto sebelum pembubaran. See you next, guys! |
|
Kartupedia saya. |
|
Terimakasih sudah jadi murid yang baik, teman-teman :). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar